Rabu, 09 Oktober 2013

Tulisan mengenai kasus pelayanan manajemen

Tugas 2
Kasus 1
Pelayanan Agen Bus Yang Kurang Profesional
Pada sekitar tahun 2010 saya berniat untuk melakukan perjalan pulang kampung ke ungaran dengan menggunakan transportasi bus, sepuluh hari sebelum hari keberangkatan, saya memutuskan untuk memesan terlebih dahulu dengan harapan tidak kehabisan tiket dan mendapatkan posisi tempat duduk yang di inginkan, setelah saya melakukan transaksi pemesanan di terminal lebak bulus saya pun merasa nyaman karena sudah memesan tiket . dengan perincian pemesanan PO. LORENA dengan tujuan Jakarta – solo (karena tidak ada tujuan ungaran), berangkat pada pukul 14.00 WIB. Dengan besaran tarif sebesar 150 ribu rupiah dan duduk di nomor 2 B.
Pada hari keberangkatan, saya berangkat pukul 12.00 dari kontrakan saya dan tiba di terminal lebak bulus pukul 13.00, kemudian sesampainya disana saya makan siang dan beristirahat sebentar sambil menunggu datangnya bus tiba, setelah tiba pukul 14.00 ternyata bus yang saya tumpangi belum datang juga, saya beserta para penumpang lain terpaksa menunggu kembali ada sesekali orang yang bertanya ke kantor pelayanan mengapa belum dating juga, dan pada akhirnya sekitar pukul 16.30 bus datang.  Saya dan penumpang pun merasa lelah setelah menunggu lama. Kekecewaan saya ternyata tidak sampai sini saja. Ternyata tempat duduk yang saya pesan telah dipakai oleh oranglain para kondektur bus berdalih bahwa yang masuk bus terlebih dahulu berhak mencari tempat duduk yang di inginkan, dan terpaksa saya cari tempat duduk di belakangnya.
Dari pengalaman yang saya alami ini. disini memperjelas bahwa manajemen antara pihak agen bus, pihak pengelola dan pihak sopir tidak mencapai suatu  komunikasi yang baik, yang pada akhirnya pihak penumpang yang  di rugikan.  


kasus 2
Pelayan Jasa Service Handphone Yang Merugikan Konsumen
Sekitar 3 bulan yang lalu,  blackberry ibu saya mengalami kerusakan karena tidak disengaja terjatuh saat hendak mengambilnya, kerusakan yang terjadi adalah layar tiba – tiba berwarna putih dan batre menjadi menggembung, kemudian saya berinisiatif hendak melakukan service di salah satu kios di kawasan ITC depok atas rekomendasi dari teman saya.
Keesokan harinya saya beserta teman berencana menuju tempat service setelah saya melakukan aktivitas perkuliahan, setelah sesampainya disana saya langsung menjelaskan dengan keluhan telah mati total, setelah dilihat kondisinya oleh para teknisi mereka tidak bisa mengambil keputusan langsung tentang penyebab dari kerusakan tersebut,  akhirnya para teknisi memutuskan untuk membawa blackberry tersebut hingga mengetahui penyebab kerusakannya, dan saya pun bersedia, di dalam nota tanda bukti tertulis bahwa blackberry tersebut menunggu konfirmasi dari saya sebelum akan melakukan tindakan lebih lanjut, namun setelah beberapa hari saya menanyakan melalui sms tentang blackberry saya tersebut, saya heran ternyata blackberry tersebut telah di perbaiki sebelum melakukan konfirmasi, dan setelah sekitar sebulan lebih saya memutuskan ke tempat service itu untuk mengambil blackberry saya, namun kekecewaan saya berlanjut karena betapa mudahnya para teknisi tersebut mengatakan “maaf mas blackberry nya udah ga bisa dipake soalnya IC power nya rusak” dan saya pun menyesal telah melakukan service di tempat tersebut.
Dari pengalaman yang saya alami tersebut telah memperjelas bahwa tidak ada struktur pelayanan yang jelas dari jasa service tersebut, dan pada akhirnya pihak konsumen lah yang dirugikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar